Senin, 02 Februari 2015

METODE PAWANG HUJAN

Metode Yang di lakukan
perbuatan pawang hujan adalah suatu "ikhtiar/usaha", soalnya manusia pada hakekatnya tidak punya otoritas sama sekali untuk ikut campur dalam urusan AllohSWT. Sekali lagi pawang merupakan hukum adhi' jadi pada hakekatnya pawang tidak punya kuasa apapun, Sama halnya seorang dokter tidakpunya kuasa apa-apa tentang penyembuhan orang sakit, semua adalah atas kehendak Alloh SWT semata. 

Soal setelah di "pawangi" apakah tidak turun atau masih turun hujan,seorang pawang tidak tahu dengan pasti, begitu juga seorang dokter tidak tahu pasti apakah setelah diobati pasiennya sembuh atau tidak, namun "biasanya", sekali lagi "biasanya" kalau sudah dipawangi maka hujannya tidak turun dan "biasanya" kalau diberi obat maka sembuh, ini maknanya hukum adat yang berlaku didunia ini. Padahal bisa saja terjadi walaupun 100 orang pawang berkumpul, ternyata hujannya masih juga turun disitu, ini maknanya pawang itu sebetulnya tidak punya kuasa apa-apa terhadap kekuasaan Alloh SWT. 

Pawang hujan bukan menghentikan hujan akan tetapi memindahkan hujan ketempat yang lain seperti : ke gunung, lembah, laut atau hutan karena ada sesuatu hajat atau hujan itu mendatangkan mudharat. 

Berdasarkan Hadits  dapat diambil kesimpulan secara metoda hikmah: 
  1. Meneliti terlebih dahulu kondisi langit 
  2. Hujannya memberi mudharat 
  3. Memohon kepada Allah 
  4. Tawassul dan Sholawat atas Nabi Muhammad SAW. 
  5. Memindahkan hujan pada tempat lain seperti pegunungan, lembah-lembah atau hutan dengan berdoa kepada Allah.

Dasar syar'i :

1. Al-Qur'an Q.S 02/ 22
Alloh sajalah yang dapat menurunkan dan menghentikan hujan sebagaimana dijelaskan dalam QS Al Baqoroh : 22 diatas.

2. Syiroh Nabawi
" Konon kami tidak melihat gumpalan awan antara kami dan sela-sela gunung Sal'a dan tidak nampak pula awan diatas rumah kami. Tiba-tiba datang gumpalan awan seperti perisai, maka tatkala gumpalan awan tersebut menyebar menutupi sebagian langit maka turunlah hujan. Demi Allah pada hari sabtu kami tidak melihat matahari, kemudian datang seorang pada hari jumat berikutnya untuk menemui Nabi. Tatkala itu Nabi sedang berkhutbah, orang itu mengadu kepada Nabi :" Ya Rasululloh binasalah harta kami dan terputuslah jalan-jalan kami ".Nabi bersabda : " Memohonlah kamu kepada Allah karena hanya Dialah yang dapat menolak hujan, kemudian Nabi mengangkat kedua tanganNya sambil berdo'a: " Ya Allah jadikanlah hujan ini pindah pada sekitar kami jangan jadikan hujan ini untuk kami. Ya Allah pindahkanlah hujan ini diatas gunung, bukit yang lembab, lembah gunung atau tempat tumbuhnya pohon (hutan )". 
(HR.Bukhari-Muslim)